Jumat, 20 November 2015

Nafsu Birahi Adik Angkat Ku



Cerita Sex | Gardenbet.net  - Awal cerita terdahulu di  Perkosa Adik Angkat yang napsuin “ sudah aku ceritakan kalau aku akhirnya mempunyai niat untuk memperkosa adik angkatku, Fany. Segala cara aku lakukan untuk membangkitkan nafsu birahi adik angkatku yang montok itu. Dan akhirnya aku berhasil membangkitkan nafsu birahi adik angkatku.
Setelah aku membobol liang anusnya yang membuat Fany terkapar kembali. Aku biarkan Fany beristirahat sebentar kemudian aku mencabut penisku dari dalam anusnya kini aku mengarahkannya pada liang vagina Fany
“Ahhh… jangannn Bayy …jangan…ampun… ngakkkk mau”
Fany kembali menangis dengan tiba tiba.
“Udah coba aja dulu… pasti kamu suka koq”
Aku menjawab dengan santai sambil menggesek gesekkan kepala kemaluanku pada lubang vagina Fany.
Aku mulai menekan dengan kuat namun kepala kemaluanku malah terpeleset karena daerah vagina Fany terlalu licin tapi aku tidak putus asa membangkitkan nafsu birahi adik angkatku, aku terus menekan – nekan, setelah mencoba sebanyak 5 kali akhirnya kepala kemaluanku mulai dapat menyelam kedalam jepitan bibir vagina Fany
“Bayuu jangan… ahhh jangannn enggakk!!!!!!”
Fany benar – benar ketakutan dan ia menjerit jerit.
Jeritan Fany malah membuatku semakin mendorongkan penisku sampai terasa ada sesuatu didalam vagina Fany yang menahan lajunya kepala kemaluanku. Hmmmmm…. Aku yakin inilah dinding pusaka milik Fany yang cuma ada satu satunya didunia dan enggak bisa digantikan atau diperbaiki, aku mengambil ancang – ancang dan “Jrebbb… Jrebb”sekuat tenaga aku menghentak-hentakkankan penisku berusaha menjebol dinding pusaka itu dan berhasil juga aku perkosa adik angkatku yang napsuin.
Sementara Fany menangis dengan kencang sampai terisak – isak Aku tetap memompa penisku sambil menciumi Fany. Uhhhh…nikmatnya…dan aku semakin kencang memompa – mompa liang vagina Fany, lama kelamaan tangisan Fany berubah menjadi erangan dan kemudian menjadi desahan desahan dan rintihan. Mata Fany yang masih basah memandangiku yang masih terus memompanya dengan kuat sehingga tubuh Fany tersentak – sentak diatas ranjang,  dengan tatapan mata penuh nafsu birahi adik angkatku memandangiku dan kurasakan sinar mata Fany menjadi lembut.
Aku balas memandanginya mata Fany yang terpejam pejam ketika kusentak-sentakkan penisku dengan kuat
“Serrrrrr…. Crot.. Achhh”
Fany menggelepar dalam terkaman nafsu birahi ku. Aku menarik keluar penisku dari dalam vagina Fany, Aku melihat ada cairan meleleh keluar ketika aku mencabut penisku dan itu adalah cairan kenikmatan Fany yang tercampur dengan merahnya darah keperawanan Fany. Penisku tampak masih segar bugar dan terasa tegang maka aku kali ini kembali menusukkan kepala penisku pada liang anus Fany, basahnya penisku oleh air mani Fany yang licin mempermudah kepala penisku untuk kembali menyelinap pada liang anus Fany
“Unggghh…” Fany mengeluh ketika kusentakkan kepala penisku , aku semakin menekan penisku kedalam dan mengunjungi kembali lubang anus Fany.
Air Mani Fany yang menempel pada penisku seakan akan menjadi pelumas sehingga aku merasakan pergesekan antara lubang anus Fany yang sempit terasa semakin membuat nafsu birahi ku semakin tinggi dan akupun semakin cepat memacu penisku maju mundur menggesek liang anus Fany.
“Hhhh… nnnhhhhh… ngggghh”
Suara Fany benar benar membangkitkan nafsu birahi ku  ketika aku memompa – mompa semakin kuat dan cepat, aku mencengkram pinggul Fany dan terus mempercepat kocokanku, mataku melihat buah dada Fany bergerak dalam irama yang mengasikkan apalagi tubuh Fany kini berkeringat sehingga air keringat membuat kulitnya yang putih dan mulus bagaikan mengkilap , benar – benar pemandangan yang sedap dipandang oleh mata.
Lama kelamaan aku merasakan ada sesuatu yang mendesak ingin keluar tapi aku tetap bertahan aku tidak rela jika hanya keluar sendirian maka sambil terus menyentak – nyentakkan penisku menyodomi Fany aku menggosok – gosok klitoris Fany dengan agak kuat.
“Ouch… Nggggg… Mhhhhh”Fany tidak dapat menahan nafsu birahinya.
“Sert…cret…crot……”tidak berapa lama aku juga memuntahkan sesuatu yang terasa sangat enak dan nikmatnya dari dalam penisku didalam anus Fany. Aku memeluk kuat kuat tubuh Fany yang masih terengah – engah karena kecapaian. Benar – benar luar biasa kenikmatan yang bisa kunikmati dari tubuh Fany, perlahan – lahan nafas kami berdua berubah menjadi tenang, dengan santai aku mencabut penisku dari dalam liang anus Fany.
Aku tersenyum melihat Fany yang memandangiku dengan tatapan matanya yang tampak kecapaian, aku bangkit dari atas tubuh Fany dan keluar dari dalam kamar Fany, dari dalam kulkas aku mengambil sebotol air dingin dan dengan lahap aku meneguk air dingin yang menyegarkan, setelah beristirahat sebentar aku kembali kekamar Fany, aku melihat Fany yang mengeliat – geliat pertamanya sihhh aku curiga Fany hendak melepaskan diri namun Fany hanya mengeliatkan tubuhnya.
Hmm…mungkinkah Fany merasa pegal karena kuikat? he he hehehe…. Aku mendekati Fany kembali lalu aku menyodorkan botol minuman kedekat mulutnya dan Fany meminum habis tanpa sisa setetespun. Aku kini membaringkan tubuhku disisi Fany tanganku bergerak melepaskan ikatan pada kaki Fany dan Fany mengeliat – geliatkan tubuhnya , aku membantu memijat mijat bagian pinggul Fany yang pasti terasa sangat pegal, terutama pinggul bagian belakang, mataku melirik vagina Fany, rupanya Fany baru menyadari kalau sedari tadi ia mengangkang sehingga mataku dapat menikmati keindahan Vagina Fany yang mengasikkan makanya ia langsung merapatkan kedua paha serapat mungkin dan berusaha menggeser posisi pinggul seakan – akan hendak menyembunyikan wilayah terpenting pada tubuhnya.
Aku merasakan penisku kembali tegang kini tanganku meraba – raba ketiak Fany dan mulai mendekatkan mulutku pada ketiak Fany yang terbuka lebar karena kedua tangan Fany kuikat keatas, aku menjilati ketiak Fany sampai Fany mengeluh dan merintih – rintih kegelian aku berusaha untuk membangkitkan nafsu birahi Fany , Duhhhh ketiak Fany harum dan terasa lembut dilidahku, akupun tidak segan – segan lagi menghisap – hisap ketiak Fany dengan agak kasar, sambil menghisap – hisap, tanganku mulai membelai – belai buah dada Fany, kuremas buah dada Fany dengan lembut , Fany semakin sering merintih – rintih, Aku melihat Fany terpejam – pejam dan mulutnya setengah terbuka sehingga menambah cantik wajahnya aku mulai menggeluti tubuh Fany tanganku melingkar memeluk pinggang Fany dan yang satu lagi memeluk punggung Fany.
Aku mendekatkan wajahku pada wajah Fany dan langsung mencium bibirnya yang agak terbuka, aku mengisap dengan lembut namun semakin lama hisapanku semakin kuat dan membara
“Hmm…Mmmhh”suara mulut Fany tersumpal mulutku yang sedang asik menghisap dan mengait – ngait lidah Fany, Fany agak meronta dan nafasnya semakin memburu rupanya Fany mulai kehabisan nafas tapi aku malah semakin kuat memeluk tubuh Fany dan semakin kuat menghisap mulutnya aku ingin menghisap dan membersihkan mulut Fany yang sering dipakai untuk memakiku. Lama juga aku bertarung mulut dengan Fany aku akhirnya melepaskan mulutku dari mulut Fany,
“Ahh…Hhh…hhhhhhh”Aku melihat Fany menarik nafasnya panjang – panjang , mata Fany memandangiku dengan tatapannya yang sayu penuh nafsu birahi. Aku melepaskan tangannya sebelah kiri dan kemudian yang sebelah kanan, tubuh Fany mengeliat dalam pelukanku , aku memijat mijat bagian pundak Fany yang pasti terasa pegal, Aku merasa senang berhasil menjinakkan Fany yang semula begitu garang melakukan perlawanan, tangannya yang sering dipakai menampar wajahku kini terkulai lemah tanpa tenaga , mulutnya yang sering memakiku kini merintih rintih dan terasa sangat merdu ditelingaku.Aku mulai mempermainkan buah dada Fany yang terasa semakin mengeras dan semakin kenyal, jari tanganku juga semakin sering menarik – narik perlahan puting susu Fany kemudian kulanjutkan aksiku meremas – remas buah dada Fany dengan telapak tanganku berada dibagian bawah buah dadanya yang lembut.

Tanganku kemudian meraba bagian kemaluan Fany dan ternyata Fany sudah basah, aku lalu menggeser posisiku. Aku berlutut diatas ranjang, kedua tanganku menarik kedua kaki Fany dalam posisi mengangkang dan menaruhnya dipundakku sebelah kiri dan sebelah kanan, aku mengeser posisiku sehingga kini kepala kemaluanku berada dihadapan bibir vagina Fany, aku menggesek – gesekkan kepala penisku sampai terasa geli karena licinnya bibir vagina Fany, aku menekan memasukkan kepala penisku dan bibir vagina Fany tanpa banyak komentar langsung menelan kepala penisku , aku memegangi kedua kaki Fany dan menghentakkan penisku kuat kuat
“Ahhhhhhhhhhhhhh…. “Fany menjerit kecil ketika aku menyentakkan penisku kedalam vaginanya selanjutnya aku memacu penisku dengan cepat dan kuat.
“Engggggg… Unghhhh Ahh!”tangan Fany menahan perutku dan aku berhenti sambil memandanginya , selanjutnya aku kembali menghajar vagina Fany habis – habisan sampai Fany menjerit – jerit kecil menahan seranganku yang semakin hebat , tangan Fany menggapai – gapai mencari pegangan dan meraih guling sambil memeluk guling itu kuat – kuat, aku terus melakukan serangan serangan dan melesatkan penisku dengan kuat – kuat memanah lubang vagina Fany yang semakin lama semakin terasa mengasikkan untuk dipanah dan “Crottt…. Crrttt….. crrtttt”aku melihat Mata Fany terpejam rapat disertai tubuhnya yang menggelepar merasakan rasa nikmat, aku membiarkan Fany menikmati rasa nikmat itu sampai tuntas, kemudian aku menurunkan kedua kaki Fany , tanganku menarik guling yang sedang dipeluk oleh Fany dan melemparkan guling itu kelantai selanjutnya aku menjatuhkan tubuhku dan memeluk punggung Fany dan menghentak – hentakkan penisku, kaki Fany yang biasanya dipakai untuk menendang tulang keringku kini menjepit tubuhku yang semakin kuat menghentak – hentakkan, kedua tangannya yang tadinya dipakai memeluk guling kini dipakainya untuk memelukku , agak lama aku merasakan pelukan Fany semakin kuat dan kedua kakinya semakin kencang menjepit tubuhku , aku mendengar dengar suara – suara yang merdu keluar dari mulutnya
“Engghhh Owwhhh crottttttt…. Crrt”
Aku merasakan pelukan Fany yang semula kencang kini melemah, aku terus menghentak – hentak dengan kuat karena aku merasakan sesuatu akan keluar dari penisku dan “Crrt.. Croottt”kini gantian aku yang memeluk kuat – kuat tubuh Fany, nafasku tersengal-sengal bergabung dengan nafas Fany yang juga memburu dengan kencang dan kuat bagaikan sedang habis berlari.
Hari itu aku tertidur sambil menindih tubuh Fany dan rasanya sangat menyenangkan, keesokan harinya aku bangun lebih dahulu dari Fany yang memang pemalas, Aduhhh!!!!! Begitu turun dari ranjang rasanya kedua kakiku lemas, dengkulku terasa akan lepas dari sendirnya, tiba- tiba aku teringat hari ini hari Rabu , biasanya orang tua angkatku pulang, aku langsung bangkit dan memakaikan pakaian tidur untuk Fany yang masih tertidur, setelah beres kini giliranku yang pakai baju….namun aku mendengar suara mobil dari kejauhan dan itu suara mobil orang tua angkatku!!! aku panik dan berlari menuju kamarku dalam keadaan telanjang bulat.
Hari Rabu itu Fany mendadak demam , aku dimarahi karena tidak menjaga Fany dengan baik, aku disuruh menunggu rumah sedangkan orang tua angkatku mengantar Fany ke dokter. Fany diberi izin untuk beristirahat dirumah oleh dokter sedangkan orang tua angkatku dengan penuh perhatian merawat Fany sampai demam Fany sembuh selama tiga hari. Pada hari yang keempat kondisi Fany berangsur membaik tapi ia masih harus istirahat, kedua orang tua angkatku harus segera pergi lagi menyelesaikan urusan bisnisnya dan kembali mempercayakan anak gadisnya padaku.
Dengan girang aku memasuki ke kamar tidurnya, kubuka perlahan-lahan pintu itu. Fany masih tertidur, aku berdiri di pinggir ranjang mengguncang tubuhnya. Ia membuka-matanya perlahan-lahan lalu matanya membelakak kaget, wajahnya ketakutan sambil menggeleng-geleng kepalanya melihat diriku yang berdiri di sampingnya sambil menyeringai jahat.
“Tidakkkk!!!” jeritnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar