Senin, 22 September 2014

Payudara Tante Rina Yang Menggairahkan

Namaku Rina, Biasa dipanggil tante Rina - Hari ini hari minggu, di siang hari yang pana di sudut kota Surabaya, aku sedang berkejaran dengan waktu dan bus kota. Peluh mengalir membasahi wajah dan baju, dalam hatiku aku bertekad untuk tidak datang terlambat hari ini. Penting bagiku untuk dating tepat waktu hari ini, sebab aku tidak ingin mengecewakan dosen yang sudah berulang kali memarahiku. Entah kenapa hari ini semuanya tampak tidak bersahabat denganku. Terminal bus yang terlalu ramai dengan orang-orang seolah-olah mengatakan bahwa aku harus datang lebih awal lagi jika tidak ingin terlambat.
“Aku akan datang tepat waktu hari ini atau tamatlah sudah semua persiapan pada hari ini,” selorohku dalam hati.
Bus yang kutunggu akhirnya dating juga, namun kayaknya hari ini lebih penuh dari biasanya, aku bergegas berdesakan dan masuk ke dalam bis tanpa ac yang baunya bercampur-campur antara bau keringat yang tengik dan bau penumpang yang tidak mandi hari ini kurasa. Tapi dengan membulatkan tekad akhirnya aku berhasil naik dan seperti sudah di duga aku tidak mendapatkan tempat duduk hari ini.
“Hmm, pasti ada pria tampan yang mau memberikan tempat duduk kepada gadis manis hari ini,” pikirku samil menoleh kiri dan kanan mencari pria yang dimaksud.
Namun akhirnya aku harus berdiri sampai bus berhenti di depan falkutasku. Oh My God! Aku terlambat lagi hari ini. Kali ini keterlaluan sekali terlambat sampai 30 menit, mana hari ini ada tes kecil lagi. Aku langsung berlari kencang setelah membayar ongkos bus ke pak kondektur. Rok lipit-lipit warna senada yang kupakai berkibar-kibar seolah ingin protes dengan kecepatan lariku. Ada seorang mahasiswa yang hampir kutabrak langsung berteriak “Sinting!!” tapi aku tak pedulu dan terus berlari. Payudara ku yang berukuran 36 B, dibungkus dengan BH merah merek Pierre Cardin tampang terguncang-guncang naik turun dengan semangatnya, ya memang potongan BH sedikit rendah dan kemeja yang kupakai agak longgar sehingga aku merasa seperti BH nya mau melorot kebawah.

John Juanda Jadi Icon Dunia Poker

Poker Dunia - Pembawaannya tenang, tatapannya tajam saat membuka satu per satu kartu poker yang ada di hadapannya. Sekilas, perawakan John Juanda mengingatkan kita akan aktor Hong Kong Chow Yun Fat saat berperan sebagai Ko Chun, juara dunia poker dalam film 'God of Gamblers'.

Seperti dikutip pokernews, John Juanda merupakan juara World Series of Poker (WSOP) selama lima kali. Dari kejuaraan tersebut, Juanda berhasil mengumpulkan uang hadiah sebesar USD 50 ribu.

Meski sekarang tinggal di Amerika Serikat, John Juanda asli Indonesia. Dia besar di Medan, Sumatera Utara. Kecintaan terhadap poker berawal ketika dirinya banyak memiliki waktu luang saat menempuh pendidikan S2. Juanda yang mengambil S2 di Seattle University menghabiskan waktu luangnya di kasino dekat kampusnya.

Setelah menamatkan pendidikan S2, Juanda memutuskan jika poker merupakan jalan hidupnya. Dengan cepat, pria yang memiliki nama julukan JJ tersebut kemudian pindah ke California dan mulai mengikuti sejumlah turnamen poker yang ada di Seattle.

Juanda mengikuti WSOP pertamanya di tahun 1999. Di turnamen tersebut, dia finish di urutan kesembilan dan berhak atas hadiah sebesar USD 1.500.

Sejak tahun 1999 hingga 2014, Juanda telah menjuarai turnamen WSOP sebanyak lima kali. Dari turnamen tersebut, dirinya telah mengumpulkan USD 2.330.926 atau sekitar Rp 28 milliar.

Jika semua hadiah turnamen yang pernah diikutinya dijumlahkan, maka akan terkumpul Rp 192 Miliar. Hadiah tersebut dikumpulkan dari turnamen poker yang diikutinya mulai dari Amerika, Inggris, Spanyol, hingga Australia.

Setelah menamatkan SMA di Medan, Juanda kemudian melanjutkan pendidikan S1 di Oklahoma State University. Juanda tercatat sebagai pemain poker yang melanjutkan pendidikan sampai jenjang S2.

Jumat, 19 September 2014

Ingin Lebih Dekat dengan aku????Ayukkkkk Segera daftarkan diri anda disini

www.gardenbet.net

Promo Khusus Dari Gardenbet untuk anda :
Bonus Sportbook :
- New Member 20%
- Next depo 10 %
- Cashback 10 %

Bonus Casino :
- Casino 5 %
- rollingan casino 0,7 %

Bonus Tangkas :
- Selama depo bonus 5 %

-Bonus refereal 10 %

Produk :
SBOBET, IBCBET, SBO Casino, Isin4D(Togel), AsiaPoker77, Mnc4D, CB0855, Tangkasnet

Syarat Dan Ketentuan Berlaku.

Kamis, 18 September 2014

Doggy Style Lebih Efektif Buat Memperlancar Proses Kehamilan


Normalnya, rahim seorang perempuan itu menghadap ke depan sejajar dengan Miss V, atau disebut anteflexi (anteflexed uterus). Namun, sekitar 25 persen perempuan memiliki ciri bawaan di mana mulut rahimnya menghadap ke belakang (ke saluran anus) atau dalam bahasa medisnya disebut retroflexi (retroflexed uterus).
Dulu, mulut rahim yang menghadap ke belakang ini akan dianggap sebagai salah satu problem kehamilan pada perempuan. Namun, sekarang anggapan tersebut mulai ditinggalkan. Karena pada dasarnya seorang perempuan dengan rahim yang menghadap ke belakang masih tetap bisa hamil. Hanya saja, agar bisa cepat hamil memang ada teknik khusus yang perlu Anda terapkan.

Kalau perempuan dengan rahim normal dapat melakukan posisi misionari (laki-laki di atas) dan setelah berhubungan seks perempuan hanya perlu mengangkat kedua kaki agar cepat terjadi pembuahan. Pada kasus rahim yang menghadap ke belakang, Anda disarankan untuk menggunakan teknik penetrasi dari belakang seperti doggy style, dan setelah itu kaki diangkat lebih tinggi dari tubuh selama 15-30 menit agar sperma dapat masuk dengan tepat. Posisi yang tidak dianjurkan adalah woman on top atau wanita di atas, karena sperma pria akan dengan segera keluar dari leher rahim.
Keuntungan dengan menerapkan posisi doggy style, selain meningkatkan peluang kehamilan juga kemungkinan mendapatkan anak laki-laki lebih besar. Asumsinya, posisi dari belakang memudahkan spermatozoa Y yang mengandung kromosom laki-laki lebih dulu mencapai sel telur. Tetapi tentu saja teori ini tidak seratus persen menghasilkan jenis kelamin anak yang diinginkan.
Nah, agar tidak monoton, Anda bisa mencoba tiga teknik doggy style berikut ini.
Rear entry
Ini posisi klasik yang biasa kita sebut sebagai doggy style itu, di mana si perempuan menungging sedangkan pasangan melakukan penetrasi dari belakang. Posisi ini memungkinkan terjadinya penetrasi lebih dalam, sehingga sperma dapat mengalir semakin dekat ke area serviks (leher rahim). Dalam posisi menungging, rahim kebanyakan perempuan yang normalnya sedikit miring akan terungkit kembali. Anda bisa mengurangi jumlah sperma yang tumpah seperti saat melakukan posisi misionari. Posisi ini memang terlihat kurang romantis, apalagi Anda dan pasangan tidak dapat saling menatap mata. Nah, bila cara ini kurang efektif, silakan coba ke alternatif gaya berikutnya.
Magic mountain
Posisi rear entry membuat Anda cepat lelah? Cobalah posisi magic mountain yang akan terasa lebih nyaman untuk Anda. Posisinya sama dengan rear entry, hanya saja Anda membutuhkan beberapa bantal untuk menyangga tubuh Anda ketika Anda menungging. Sementara itu, pasangan tetap berlutut di belakang Anda dengan kedua lutut terentang di luar kaki Anda. Pasangan bisa memeluk Anda sambil tetap melakukan penetrasi lebih dalam. Agar kemampuan sperma berenang menuju sel telur semakin meningkat, sebaiknya jangan menggunakan bantal terlalu banyak. Dengan sedikit bantal, posisi Anda bisa membungkuk lebih ke depan, sehingga leher rahim akan lebih miring ke arah yang tepat.
The plough
Variasi ini membutuhkan otot-otot lengan dan perut yang kuat. Sebab sesuai namanya (membajak), Anda harus berbaring di tepi ranjang sehingga pinggul menjadi bagian tubuh terakhir yang terbaring di ranjang. Sementara itu, kaki Anda terentang di lantai. Kemudian, Anda harus menyangga tubuh menggunakan kedua siku, sedangkan pasangan berdiri di antara kedua kaki Anda sambil mengangkat pinggul dan paha Anda. Setelah itu, penetrasi dilakukan dengan pinggul dan paha Anda dalam posisi mengawang, sehingga posisi pria terlihat seperti sedang menggunakan pembajak. Posisi ini baik untuk meningkatkan peluang kehamilan karena memaksimalkan proses penetrasi, dan memastikan rahim Anda dalam posisi miring. Sebagai bonusnya, dengan sering melakukan posisi ini, otot perut dan lengan Anda semakin kencang!

Bagian Tubuh Wanita Yang Paling Di Perhatikan Lawan Jenis

Tetapi kalau sudah kena sentuhan, buah dada itu tegangnya berkurang dan membesar sedikit dari pada ukuran asalnya, lebih kerap disentuh, lebih kendur. Perhatikan gadis disaat berjalan atau berlari, bergerak-gerak dan melambai jatuh (ke bawah) dan berbuai sekali bererti ketegangan sudah hilang. Kalau belum kena sentuhan, walaupun buah dada berbuai disaat berlari tetapi buaiannya tidak terlalu melambai-lambai bererti ketegangan masih ada.
Puting buah dada yang pernah kena sentuhan menjadi panjang dan terjojol (keluar) sedikit dari tempat persembunyiannya. Buah dada yang selalu kena remas akan menjadi lebih besar, dan jangan menuduh gadis yang berbuah dada besar bererti dadanya sering ramas. Sebab, buah dada yang besar kena ramas dan yang besar kerana semulajadi memang berbeza.
Buah dada yang kena ramas menjadi besar tetapi tidak tegang. Sementara buah dada yang besar kerana semulajadi senantiasa tegang dan disaat berjalan tidak bergoyang, kalau yang kena ramas bergoyang terbuai-buai seperti telinga gajah, berbuai kekiri, kekanan, keatas, kebawah terkadang melambung-lambung ketika gadis itu berjalan atau berlari.
Mengapa buah dada bila kena sentuhan boleh jatuh dan apa hubungan telapak tangan dengan otot buah dada? Di kala buah dada itu dipegang atau diramas-ramas gadis merasa ghairah, disaat berghairah hormon-hormon akan mengisi ruang buah dada sehingga menjadi tegang. Setelah berghairah buah dada yang tegang lalu mengendur yang membuat ototnya mengendur pula. Buah dada yang kena hisap putingnya menjadi lebam, yang belum kena hisap putingnya berwarna merah jambu. Sekiranya gadis itu tidak perawan, buah dadanya jatuh terjuntai seperti buah pepaya yang terjuntai di pohon.
Pada buah dada memang mengandung seribu tanda tanya, termasuk mengetahui wanita yang sudah punya anak atau belum. Perhatikan putingnya kalau tegangnya menghala ke atas yaitu mendangak ke atas bererti wanita itu sudah pernah melahirkan, kalau putingnya senantiasa terjojol keluar dan mendangak ke atas bererti wanita itu sudah pernah melakukan hubungan badan, tetapi belum pernah beranak. Namun payudara sering kali dianggap sebagai simbol seks, sebagian besar wanita dan lelaki sangat menyukai buah dada disaat melakukan hubungan sexsual, kerana mereka dapat mencapai organsme (kenikmatan) hanya kerana rangsangan buah dada.
Seorang gadis jika telah dewasa, kecil kemungkinan ukuran payudaranya berubah, kecuali bila berat badannya bertambah. Pembengkakan payudara kerana kehamilan, menyusui atau pengaruh pil kontrasepsi adalah bersifat kondisional. Postur tubuh yang baik akan membentuk payudara nampak lebih besar. Cuba tanyakan, apakah ia senang payudaranya disentuh atau tidak? Sebahagian besar wanita memiliki puting payudara yang sangat sensitif sebahagian lainnya tidak, mereka mungkin ingin payudaranya disentuh atau mungkin tidak.
Tetapi umumnya wanita menyukai sentuhan lembut dan ciuman pada payudara dan juga pada puting payudara. Payudara dan putingnya akan mengeras apabila dirangsang. Begitulah tanda-tanda yang paling jelas bila ia terangsang, meskipun tidak semuanya demikian. Tanda-tanda lainnya adalah lubrikasi (pelendiran) pada liang vagina, kemerah-merahan di dada dan meningkatkan kecepatan denyut jantung dan pernafasan.

Rabu, 17 September 2014

Karena Aku Suka Dimanja

Cerita Hot - Aku memang terlahir dari keluarga yang cukup berada. Aku anak lelaki satu-satuya. Dan juga anak bungsu. Dua kakakku perempuan semuanya. Dan jarak usia antara kami cukup jauh juga. Antara lima dan enam tahun. Karena anak bungsu dan juga satu-satunya lelaki, jelas sekali kalau aku sangat dimanja. Apa saja yang aku inginkan, pasti dikabulkan. Seluruh kasih sayang tertumpah padaku. Sejak kecil aku selalu dimanja, sehingga sampai besarpun aku terkadang masih suka minta dikeloni. Aku suka kalau tidur sambil memeluk Ibu, Mbak Lisa atau Mbak Indri. Tapi aku tidak suka kalau dikeloni Ayah. Entah kenapa, mungkin tubuh Ayah besar dan tangannya ditumbuhi rambut-rambut halus yang cukup lebat. Padahal Ayah paling sayang padaku. Karena apapun yang aku ingin minta, selalu saja diberikan. Aku memang tumbuh menjadi anak yang manja. Dan sikapku juga terus seperti anak balita, walau usiaku sudah cukup dewasa. Pernah aku menangis semalaman dan mengurung diri di dalam kamar hanya karena Mbak Indri menikah. Aku tidak rela Mbak Indri jadi milik orang lain.

Aku benci dengan suaminya. Aku benci dengan semua orang yang bahagia melihat Mbak Indri diambil orang lain. Setengah mati Ayah dan Ibu membujuk serta menghiburku. Bahkan Mbak Indri menjanjikan macam-macam agar aku tidak terus menangis. Memang tingkahku tidak ubahnya seorang anak balita. Tangisanku baru berhenti setelah Ayah berjanji akan membelikanku motor. Padahal aku sudab punya mobil. Tapi memang sudah lama aku ingin dibelikan motor. Hanya saja Ayah belum bisa membelikannya. Kalau mengingat kejadian itu memang menggelikan sekali. Bahkan aku sampai tertawa sendiri. Habis lucu sih.., Soalnya waktu Mbak Indri menikah, umurku sudab dua puluh satu tahun. Hampir lupa, Saat ini aku masih kuliah.

Dan kebetulan sekali aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yang cukup keren. Di kampus, sebenarnya ada seorang gadis yang perhatiannya padaku begitu besar sekali. Tapi aku sama sekali tidak tertarik padanya. Dan aku selalu menganggapnya sebagai teman biasa saja. Padahal banyak teman-temanku, terutama yang cowok bilang kalau gadis itu menaruh hati padaku. Sebut saja namanya Linda. Punya wajab cantik, kulit yang putih seperti kapas, tubuh yang ramping dan padat berisi serta dada yang membusung dengan ukuran cukup besar. Sebenarnya banyak cowok yang menaruh hati dan mengharapkan cintanya. Tapi Linda malah menaruh hati padaku. Sedangkan aku sendiri sama sekali tidak peduli, tetap menganggapnya hanya teman biasa saja. Tapi Linda tampaknya juga tidak peduli. Perhatiannya padaku malah semakin bertambah besar saja. Bahkan dia sering main ke rumahku, Ayah dan Ibu juga senang dan berharap Linda bisa jadi kekasihku. Begitu juga dengan Mbak Lisa, sangat cocok sekali dengan Linda Tapi aku tetap tidak tertarik padanya. Apalagi sampai jatuh cinta. Anehnya, hampir semua teman mengatakan kalau aku sudah pacaran dengan Linda, Padahal aku merasa tidak pernah pacaran dengannya. Hubunganku dengan Linda memang akrab sekali, walaupun tidak bisa dikatakan berpacaran. Seperti biasanya, setiap hari Sabtu sore aku selalu mengajak Bobby, anjing pudel kesayanganku jalan-jalan mengelilingi Monas.

Perlu diketahui, aku memperoleh anjing itu dan Mas Herman, suaminya Mbak Indri. Karena pemberiannya itu aku jadi menyukai Mas Herman. Padahal tadinya aku benci sekali, karena menganggap Mas Herman telah merebut Mbak Indri dan sisiku. Aku memang mudah sekali disogok. Apalagi oleh sesuatu yang aku sukai. Karena sikap dan tingkah laku sehari-hariku masih, dan aku belum bisa bersikap atau berpikir secara dewasa. Tanpa diduga sama sekali, aku bertemu dengan Linda. Tapi dia tidak sendiri. Linda bersama Mamanya yang usianya mungkin sebaya dengan Ibuku. Aku tidak canggung lagi, karena memang sudah saling mengenal. Dan aku selalu memanggilnya Tante Maya. "Bagus sekali anjingnya..", piji Tante Maya. "Iya, Tante. diberi sama Mas Herman", sahutku bangga. "Siapa namanya?" tanya Tante Maya lagi. "Bobby", sahutku tetap dengan nada bangga. Tante Maya meminjamnya sebentar untuk berjalan-jalan. Karena terus-menerus memuji dan membuatku bangga, dengan hati dipenuhi kebanggaan aku meminjaminya.

Sementara Tante Maya pergi membawa Bobby, aku dan Linda duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yang menunggang kuda dengan gagah. Tidak banyak yang kami obrolkan, karena Tante Maya sudah kembali lagi dan memberikan Bobby padaku sambil terus-menerus memuji. Membuat dadaku jadi berbunga dan padat seperti mau meledak. Aku memang paling suka kalau dipuji. Oh, ya.., Nanti malam kamu datang..", ujar Tante Maya sebelum pergi. "Ke rumah..?", tanyaku memastikan. "Iya." "Memangnya ada apa?" tanyaku lagi. "Linda ulang tahun. Tapi nggak mau dirayakan. Katanya cuma mau merayakannya sama kamu", kata Tante Maya Iangsung memberitahu. "Kok Linda nggak bilang sih..?", aku mendengus sambil menatap Linda yang jadi memerah wajahnya. Linda hanya diam saja. "Jangan lupa jam tujuh malam, ya.." kata Tante Maya mengingatkan. "Iya, Tante", sahutku. Dan memang tepat jam tujuh malam aku datang ke rumah Linda. Suasananya sepi-sepi saja. Tidak terlihat ada pesta. Tapi aku disambut Linda yang memakai baju seperti mau pergi ke pesta saja. Tante Maya dan Oom Joko juga berpakaian seperti mau pesta. Tapi tidak terlihat ada seorangpun tamu di rumah ini kecuali aku sendiri. Dan memang benar, ternyata Linda berulang tahun malam ini.

Dan hanya kami berempat saja yang merayakannya. Perlu diketahui kalau Linda adalah anak tunggal di dalam keluarga ini. Tapi Linda tidak manja dan bisa mandiri. Acara ulang tahunnya biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Selesai makan malam, Linda membawaku ke balkon rumahnya yang menghadap langsung ke halaman belakang. Entah disengaja atau tidak, Linda membiarkan sebelah pahanya tersingkap. Tapi aku tidak peduli dengan paha yang indah padat dan putih terbuka cukup lebar itu. Bahkan aku tetap tidak peduli meskipun Linda menggeser duduknya hingga hampir merapat denganku. Keharuman yang tersebar dari tubuhnya tidak membuatku bergeming. Linda mengambil tanganku dan menggenggamnya. Bahkan dia meremas-remas jari tanganku. Tapi aku diam saja, malah menatap wajahnya yang cantik dan begitu dekat sekali dengan wajahku. Begitu dekatnya sehingga aku bisa merasakan kehangatan hembusan napasnya menerpa kulit wajahku. Tapi tetap saja aku tidak merasakan sesuatu. Dan tiba-tiba saja Linda mencium bibirku. Sesaat aku tersentak kaget, tidak menyangka kalau Linda akan seberani itu. Aku menatapnya dengan tajam. Tapi Linda malah membalasnya dengan sinar mata yang saat itu sangat sulit ku artikan. "Kenapa kau menciumku..?" tanyaku polos. "Aku mencintaimu", sahut Linda agak ditekan nada suaranya. "Cinta..?" aku mendesis tidak mengerti. Entah kenapa Linda tersenyum. Dia menarik tanganku dan menaruh di atas pahanya yang tersingkap Cukup lebar. Meskipun malam itu Linda mengenakan rok yang panjang, tapi belahannya hampir sampai ke pinggul. Sehingga pahanya jadi terbuka cukup lebar.

Aku merasakan betapa halusnya kulit paha gadis ini. Tapi sama sekali aku tidak merasakan apa-apa. Dan sikapku tetap dingin meskipun Linda sudah melingkarkan tangannya ke leherku. Semakin dekat saja jarak wajah kami. Bahkan tubuhku dengan tubuh Linda sudah hampir tidak ada jarak lagi. Kembali Linda mencium bibirku. Kali ini bukan hanya mengecup, tapi dia melumat dan mengulumnya dengan penuhl gairah. Sedangkan aku tetap diam, tidak memberikan reaksi apa-apa. Linda melepaskan pagutannya dan menatapku, Seakan tidak percaya kalau aku sama sekali tidak bisa apa-apa. "Kenapa diam saja..?" tanya Linda merasa kecewa atau menyesal karena telah mencintai laki-laki sepertiku. Tapi tidak.., Linda tidak menampakkan kekecewaan atau penyesalan Justru dia mengembangkan senyuman yang begitu indah dan manis sekali. Dia masih melingkarkan tangannya ke leherku. Bahkan dia menekan dadanya yang membusung padat ke dadaku. Terasa padat dan kenyal dadanya. Seperti ada denyutan yang hangat. Tapi aku tidak tahu dan sama sekali tidak merasakan apa-apa meskipun Linda menekan dadanya cukup kuat ke dadaku. Seakan Linda berusaha untuk membangkitkan gairah kejantananku. Tapi sama Sekali aku tidak bisa apa-apa. Bahkan dia menekan dadanya yang membusung padat ke dadaku.

"Memangnya aku harus bagaimana?" aku malah balik bertanya. "Ohh..", Linda mengeluh panjang. Dia seakan baru benar-benar menyadari kalau aku bukan hanya tidak pernah pacaran, tapi masih sangat polos sekali. Linda kembali mencium dan melumat bibirku. Tapi sebelumnya dia memberitahu kalau aku harus membalasnya dengan cara-cara yang tidak pantas untuk disebutkan. Aku coba untuk menuruti keinginannya tanpa ada perasaan apa-apa. "Ke kamarku, yuk..", bisik Linda mengajak. "Mau apa ke kamar?", tanyaku tidak mengerti. "Sudah jangan banyak tanya. Ayo..", ajak Linda setengah memaksa. "Tapi apa nanti Mama dan Papa kamu tidak marah, Lin?", tanyaku masih tetap tidak mengerti keinginannya. Linda tidak menyahuti, malah berdiri dan menarik tanganku. Memang aku seperti anak kecil, menurut saja dibawa ke dalam kamar gadis ini. Bahkan aku tidak protes ketika Linda mengunci pintu kamar dan melepaskan bajuku. Bukan hanya itu saja, dia juga melepaskan celanaku hingga yang tersisa tinggal sepotong celana dalam saja Sedikitpun aku tidak merasa malu, karena sudah biasa aku hanya memakai celana dalam saja kalau di rumah. Linda memandangi tubuhku dan kepala sampai ke kaki. Dia tersenyum-senyum. Tapi aku tidak tahu apa arti semuanya itu. Lalu dia menuntun dan membawanya ke pembaringan. Linda mulai menciumi wajah dan leherku.

Terasa begitu hangat sekali hembusan napasnya. "Linda.." Aku tersentak ketika Linda melucuti pakaiannya sendiri, hingga hanya pakaian dalam saja yang tersisa melekat di tubuhnya. Kedua bola mataku sampai membeliak lebar. Untuk pertama kalinya, aku melihat sosok tubuh sempurna seorang wanita dalam keadaan tanpa busana. Entah kenapa, tiba-tiba saja dadaku berdebar menggemuruh Dan ada suatu perasaan aneh yang tiba-tiba saja menyelinap di dalam hatiku. Sesuatu yang sama sekali aku tidak tahu apa namanya, Bahkan seumur hidup, belum pernah merasakannya. Debaran di dalam dadaku semakin keras dan menggemuruh saat Linda memeluk dan menciumi wajah serta leherku. Kehangatan tubuhnya begitu terasa sekali. Dan aku menurut saja saat dimintanya berbaring. Linda ikut berbaring di sampingku. Jari-jari tangannya menjalar menjelajahi sekujur tubuhku. Dan dia tidak berhenti menciumi bibir, wajah, leher serta dadaku yang bidang dan sedikit berbulu. Tergesa-gesa Linda melepaskan penutup terakhir yang melekat di tubuhnya. sehingga tidak ada selembar benangpun yang masih melekat di sana.

Saat itu pandangan mataku jadi nanar dan berkunang-kunang. Bahkan kepalaku terasa pening dan berdenyut menatap tubuh yang polos dan indah itu. Begitu rapat sekali tubuhnya ke tubuhku, sehingga aku bisa merasakan kehangatan dan kehalusan kulitnya. Tapi aku masih tetap diam, tidak tahu apa yang harus kulakukan. Linda mengambil tanganku dan menaruh di dadanya yang membusung padat dan kenyal. Dia membisikkan sesuatu, tapi aku tidak mengerti dengan permintaannya. Sabar sekali dia menuntun jari-jari tanganku untuk meremas dan memainkan bagian atas dadanya yang berwarna coklat kemerahan. Tiba-tiba saja Linda. menjambak rambutku, dan membenamkan Wajahku ke dadanya. Tentu saja aku jadi gelagapan karena tidak bisa bernapas. Aku ingin mengangkatnya, tapi Linda malah menekan dan terus membenamkan wajahku ke tengah dadanya. Saat itu aku merasakan sebelah tangan Linda menjalar ke bagian bawah perutku. "Okh..?!". Aku tersentak kaget setengah mati, ketika tiba-tiba merasakan jari-jari tangan Limda menyusup masuk ke balik celana dalamku yang tipis, dan.. "Linda, apa yang kau lakukan..?" tanyaku tidak mengerti, sambil mengangkat wajahku dari dadanya. Linda tidak menjawab.

Dia malah tersenyum. Sementara perasaan hatiku semakin tidak menentu. Dan aku merasakan kalau bagian tubuhku yang vital menjadi tegang, keras dan berdenyut serasa hendak meledak. Sedangkan Linda malah menggenggam dan meremas-remas, membuatku mendesis dan merintih dengan berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Tapi aku hanya diam saja, tidak tahu apa yang harus kulakukan. Linda kembali menghujani wajah, leher dan dadaku yang sedikit berbulu dengan ciuman-ciumannya yang hangat dan penuh gairah membara. Memang Linda begitu aktif sekali, berusaha membangkitkan gairahku dengan berbagai macam cara. Berulang kali dia menuntun tanganku ke dadanya yang kini sudan polos. "Ayo dong, jangan diam saja..", bisik Linda disela-sela tarikan napasnya yang memburu. "Aku.., Apa yang harus kulakukan?" tanyaku tidak mengerti. "Cium dan peluk aku..", bisik Linda. Aku berusaha untuk menuruti semua keinginannya. Tapi nampaknya Linda masih belum puas. Dan dia semakin aktif merangsang gairahku. Sementara bagian bawah tubuhku semakin menegang serta berdenyut. Entah berapa kali dia membisikkan kata di telingaku dengan suara tertahan akibat hembusan napasnya yang memburu seperti lokomotif tua. Tapi aku sama sekali tidak mengerti dengan apa yang d ibisikkannya. Waktu itu aku benar-benar bodoh dan tidak tahu apa-apa. Walau sudah berusaha melakukan apa saja yaang dimintanya. Sementara itu Linda sudah menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang putih mulus. Linda berada tepat di atas tubuhku, sehingga aku bisa melihat seluruh lekuk tubuhnya dengan jelas sekali. Entah kenapa tiba-tiba sekujur tubuhku menggelelar ketika penisku tiba-tiba menyentuh sesuatu yang lembab, hangat, dan agak basah. Namun tiba-tiba saja Linda memekik, dan menatap bagian penisku.

Seakan-akan dia tidak percaya dengan apa yang ada di depan matanya. Sedangkan aku sama sekali tidak mengerti. PadahaI waktu itu Linda sudah dipengaruhi gejolak membara dengan tubuh polos tanpa sehelai benangpun menempel di tubuhnya.

"Kau..", desis Linda terputus suaranya. "Ada apa, Lin?" tanyaku polos. "Ohh..", Linda mengeluhh panjang sambil menggelimpangkan tubuhnya ke samping. Bahkan dia langsung turun dari pembaringan, dan menyambar pakaiannya yang berserakan di lantai. Sambil memandangiku yang masih terbaring dalam keaadaan polos, Linda mengenakan lagi pakaiannya. Waktu itu aku melihat ada kekecewaan tersirat di dalam sorot matanya. Tapi aku tidak tahu apa yang membuatnya kecewa. "Ada apa, Lin?", tanyaku tidak mengerti perubahan sikapnya yang begitu tiba-tiba. "Tidak.., tidak ada apa-apa, sahut Linda sambil merapihkan pakaiannya. Aku bangkit dan duduk di sisi pembaringan. Memandangi Linda yang sudah rapi berpakaian. Aku memang tidak mengerti dengan kekecewannya. Linda memang pantas kecewa, karena alat kejantananku mendadak saja layu. Padahal tadi Linda sudah hampir membawaku mendaki ke puncak kenikmatan.

Kakak Iparku Yang seksi Dan Kesepian

Kali ini Ardhian akan berbagi Cerita Dewasa Hot Setengah Baya. Bagi para sobat
yang suka dengan cerita hot Ardhian akan bagikan cerita dewasa yang berjudul Godaan
Kakak Ipar Kesepian.

Berikut Cerita Dewasa Hot Setengah Baya: Godaan Kakak
Ipar Kesepian selengkapnya : 

Aku Adi. Dan usiaku sekarang 32
tahun. Aku sudah beristri dengan
1 anak usia 2 tahun. Kami bertiga
hidup bahagia dalam artian kami
bertiga saling menyayangi dan
mencintai. Namun sebenarnya aku
menyimpan rahasia terbesar
dalam rumah tanggaku, terutama
rahasia terhadap istriku.
Bermula pada beberapa tahun
yang lalu, ketika aku masih
berpacaran dengan istriku. Aku
diperkenalkan kepada seluruh
keluarga kandung dan keluarga
besarnya. Dan dari sekian banyak
keluarganya, ada satu yang
menggelitik perasaan kelaki-
lakianku, yaitu kakak
perempuannya yang bernama Ima
(sebut saja begitu).
Ima dan aku seusia, dia hanya
lebih tua beberapa bulan saja, dia
sudah menikah dengan suami
yang super sibuk dan sudah
dikaruniai 1 orang anak yang
duduk di sekolah dasar. Dengan
tinggi badan sekitar 160 cm,
berat badan seimbang, kulit putih
bersih, memiliki rambut indah
tebal dan hitam sebahu, matanya
bening, dan memiliki suara agak
cempreng tapi menurutku
sungguh seksi, sangat
menggodaku.
Pada awalnya hubungan kami
biasa-biasa saja, seperti misalnya
pada saat aku mengapeli pacarku
kerumahnya atau dia menemani
pacarku main kerumahku, kami
hanya ngobrol seperlunya saja,
tidak ada yang istimewa sampai
setelah aku menikah 2 tahun
kemudian. Dia menghadiahi kami
(aku dan pacarku) dengan sebuah
kamar di hotel berbintang (untuk
bulan madu) dengan dia bersama
anak tunggalnya ikut menginap di
kamar sebelah kamarku.
Setelah menikah, frekuensi
pertemuanku dengan Ima jadi
lebih sering, dan kami berdua
lebih berani untuk ngobrol
mendalam sambil diselingi canda-
canda konyol. Pada suatu hari,
aku dan istri beserta mertuaku
berdatangan kerumahnya untuk
weekend dirumahnya yang
memang nyaman. Dengan
bangunan megah berlantai dua,
pekarangannya yang cukup luas
dan ditumbuhi oleh tanaman-
tanaman hias, serta beberapa
pohon rindang membuat mata
segar bila memandang kehijauan
di pagi hari. Letak rumahnya juga
agak jauh dari tetangga membuat
suasana bisa lebih private.
Sesampainya disana, setelah
istirahat sebentar, rupanya istriku
dan ibu mertuaku mengajak untuk
berbelanja keperluan bulanan.
Tetapi aku agak mengantuk,
sehingga aku meminta ijin untuk
tidak ikut dan untungnya Ima
memiliki supir yang dapat
dikaryakan untuk sementara.
Jadilah aku tidur di kamar tidur
tamu di lantai bawah.
Kira-kira setengah jam kemudian
aku mencoba untuk tidur,
anehnya mataku tidak juga
terpejam, sehingga aku putus asa
dan kuputuskan untuk nonton TV
dahulu. Aku bangkit dan keluar
kamar, tetapi ternyata Ima tidak
ikut berbelanja. Ima menggunakan
kaus gombrong berwarna putih,
lengan model you can see dan
dengan panjang kausnya sampai
15 cm diatas lutut kakinya yang
putih mulus.
"Lho..kok nggak ikut ?" tanyaku
sambil semilir kuhirup wangi
parfum yang dipakainya, harum
dan menggairahkan,
"Tauk nih..lagi males aja gue.."
sahutnya tersenyum dan melirikku
sambil membuat sirup orange
dingin di meja makan.
"Anto kemana..?" tanyaku lagi
tentang suaminya.
"Lagi keluar negeri, biasaa...
urusan kantor.." sahutnya lagi.
Iman berjalan lesu.
Lalu aku menuju ke sofa di depan
TV kemudian aku asik menonton
film di TV. Sementara Ima berlalu
menuju tingkat atas (mungkin ke
kamarnya).
Sedang asik-asiknya aku nonton,
tiba-tiba kudengar Ima
memanggilku dari lantai atas;
"Di..Adi..."
"Yaa.. Ada apa?" sahutku,
"Kesini sebentar deh Di..", dengan
santai aku naik tangga dan
mendapatinya sedang duduk di
sofa besar untuk 3 orang sambil
minum sirup orangenya dan
nonton TV. Di lantai atas juga
terdapat ruang keluarga mini
yang lumayan apik dengan lantai
dilapisi karpet tebal dan empuk,
dan hanya ada 1 buah sofa besar
yang diduduki Ima.
"Ada apa neng..?" kataku
bercanda setelah aku sampai
diatas dan langsung duduk di sofa
disampingnya, aku diujung kiri
dekat tangga dan Ima diujung
kanan.
"Rese lu.. sini dong temenin gue
ngobrol ama curhat" katanya,
"Curhat apaan?",
"Apa ajalah, yang penting gue ada
temen ngobrol" katanya lagi.
Maka, selama sejam lebih aku
ngobrol tentang apa saja dan
mendengarkan curhat tentang
suaminya. Baru aku tahu, bahwa
Ima sebenarnya bete berat dengan
suaminya, karena sejak menikah
sering ditinggal pergi lama oleh
suaminya, sering lebih dari
sebulan ditinggal.
"Kebayangkan gue kayak gimana ?
Kamu mau nggak nemenin gue
sekarang?" tanyanya sambil
menggeser duduknya mendekatiku
lalu Ima meletakkan gelasnya
dimeja samping. Aku dengan
cepat bisa menebak apa yang ada
dipikirannya dan yang
diinginkannya saat ini.
"Kan gue sekarang lagi nemenin
lu.." jawabku lagi sambil
membenahi posisi dudukku agar
lebih nyaman dan agak serong
menghadap Ima. Ima makin
mendekat ke posisi dudukku.
Setelah mendekat duduk
denganku lagi, Ima mulai
membelai rambutku dengan
tangan kirinya sambil bertanya,
"Mau..?", aku diam saja sambil
tersenyum dan memandang
matanya yang mulai sayu
menahan sesuatu yang bergolak.
"Gimana sama orang rumah
lainnya (pembantu-pembantunya)
dan gimana kalau mendadak Riska
(istriku) dan nyokap pulang ?"
tanyaku,
"Mereka nggak akan datang kalau
aku nggak nelpon dan lu tau
sendiri kan nyokap bisa jam-
jaman kalau belanja." jawabnya
semakin dekat ke wajahku.